Mengendalikan fungsi manajemen
A.
Definisi
mengendalikan (controlling)
Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah
diterapakan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpanganpenyimpangan,
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
Mc.
Farland memberikan definisi, pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan
ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan.
Menurut
George R. Terry, pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan
dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi
penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan
efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
Menurut
Harold Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka
untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana yang dirancang
untuk mencapainya tercapai.
B.
Langkah-Langkah
dalam Kontrol
Dalam proses pengendalian (kontrol)
dibutuhkan langkah-langkah seperti berikut ini :
1.
Menentukan
standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar pengendalian.
2.
Mengukur
pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
3.
Membandingkan
pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan bila ada.
4.
Melakukan
tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan
sesuai dengan rencana.
C.
Tipe-Tipe
Kontrol
Ada 4 tipe kontrol dalam
pengendalian manajemen, yaitu :
1.
Pengendalian dari dalam organisasi (kontrol internal)
Adalah
pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian yang dibentuk
dari dalam organisasi itu sendiri (dalam satu atap). Aparat/unit pengendalian
ini bertugas mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan
untuk melihat dan menilai kemajuan atau kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Selain itu pimpinan dapat mengambil suatu tindakan korektif terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya (internal control), misalnya
unit kerja Inspektorat Jenderal sebagai unit pengawasan di tingkat departemen.
2.
Pengendalian
luar organisasi (kontrol eksternal)
Adalah
pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi
terhadap departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain
itu pengawasan dapat pula dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu
organisasi untuk minta bantuan pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya.
Misalnya Konsultan Pengawas, Akuntan swasta dan sebagainya.
3.
Pengendalian
preventif
Adalah pengendalian
yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Maksud pengendalian preventif
adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.
4.
Pengendalian
represif
Adalah pengendalian
yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud dilakukannya
pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan
agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam pengendalian
anggaran disebut post- audit).
D.
Strategi
untuk controlling organisasi
1.
Menentukan
standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,
2.
Mengukur
pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi terhadap
kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,
3.
Membandingkan
pelaksanaan atau hasil dengan standar.
Kembali
membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan
tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,
4.
Melakukan
tindakan perbaikan.
Jika
ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,
5.
Meninjau
dan menganalisis ulang rencana.
Kembali
membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai
dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan
program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk
dicapai.
Kekuasaan dan pengaruh
A. Definisi
Kekuasaan
Menurut Max Weber kekuasaan itu sebagai suatu kemungkinan yang membuat
seorang aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk
melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Menurut Rogers kekuasaan sebagai suatu potensi dari suatu pengaruh.
Dengan demikian kekuasaan adalah suatu sumber yang bisa atau tidak bisa untuk
dipergunakan. Penggunaan kekuasaan selalu mengakibatkan perubahan dalam
kemungkinan bahwa seseorang atau kelompok akan mengangkat suatu perubahan
perilaku yang diinginkan.
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok
guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau
kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau
kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau
Kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
B. Sumber
– sumber kekuasaan
Ada pun sumber kekuasaan itu sendiri ada 3
macam,yaitu:
1. Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan
a. Kekuasaan
formal atau Legal (French & Raven 1959)
Contohnya komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri.
Contohnya komandan tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri.
b. Kendali
atas sumber dan ganjaran (French & Raven 1959)
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
Majikan yang menggaji karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
c. Kendali
atas hukum (French & Raven 1959)
Kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya perman-preman yang memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
Kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contohnya perman-preman yang memunguti pajak dari pemilik toko. Para pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu dituruti.
d. Kendali
atas informasi (Pettigrew, 1972)
Siapa yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling tahu jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
Siapa yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contohnya orang yang paling tahu jalan diantara serombongan pendaki gunung yang tersesat akan menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi pemimpin dalam agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
e. Kendali ekologik (lingkungan)
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi
Sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi
f. Kendali
atas penempatan jabatan.
Seorang atasan atau manager mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
Seorang atasan atau manager mempunyai kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
g. Kendali
atas tata lingkungan.
Kepala dinas tata kota berhak memberi izin bangunan. Orang-orang ini menjadi pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
Kepala dinas tata kota berhak memberi izin bangunan. Orang-orang ini menjadi pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
2. Kekuasaan yang bersumber pada kepribadian.
Berasal dari sifat-sifat pribadi.
Berasal dari sifat-sifat pribadi.
a. Keahlian
atau keterampilan (French & Raven 1959)
Contohnya pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
Contohnya pasien-pasien di rumah sakit menganggap dokter sebagai pemimpin karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
b. Persahabatan atau kesetiaan (French &
Raven 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin yayasan panti asuhan dipilih karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
c. Karisma
(House,1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
Ciri kepribadian yang menyebabkan timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
3. Kekuasaan yang bersumber pada politik
a. Kendali
atas proses pembuatan keputusan (Preffer & Salanick, 1974). Ketua
menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau tidak.
b. Koalisi
(stevenson, pearce & porter 1985)
Ditentukan hak
dan wewenang untuk membuat kerjasama dalam kelompok.
c. Partisipasi
(Preffer, 1981)
Pempimpin yang mengatur pastisipasi dari masing-masing anggotanya.
Pempimpin yang mengatur pastisipasi dari masing-masing anggotanya.
d. Institusionalisasi
Pempimpin agama menikahkan suami istri. Notaris atau hakim menentapkan berdirinya suatu perusahaan.
Suka Memuat...
Pempimpin agama menikahkan suami istri. Notaris atau hakim menentapkan berdirinya suatu perusahaan.
Suka Memuat...
C. Definisi
Pengaruh
Pengaruh (influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau
kelompok di bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan
sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang.”
Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul
dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan
perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh
merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang
maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi
apa-apa yang ada di sekitarnya.
D. Pengaruh
taktik organisasi
Untuk
memahami komponen politik dari organisasi, mengkaji taktik dan strategi yang
digunakan oleh seseorang atau subunit untuk meningkatkan peluangnya dalam
memenangkan permainan politik, individu atau subunit dapat menggunakan beberapa
taktik poltik untuk memperoleh kekuasaan dalam mencapai tujuan.
Taktik
memainkan politik dalam organisasi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan
ketidakmampuan mengganti.
Jika dalam suatu organisasi hanya ada satu-satunya
orang atau subunit yang mampu melakukan tugas yang dibutuhkan oleh
subunit atau organisasi, maka ia atau subunit tersebut dikatakan sebagai
memiliki ketidakmampuan mengganti.
b. Dekat
dengan manajer yang berkuasa.
Cara lain untuk memperoleh kekuasaan adalah dengan
mengadakan pendekatan dengan manajer yang sedang berkuasa.
c. Membangun
koalisi.
Melakukan koalisi dengan individu atau subunit lain
yang memiliki kepentingan yang berbeda merupakan taktik politik yang dipakai
oleh manajer untuk memperoleh kekuasaan untuk mengatasi konflik sesuai dengan
keinginanya.
d. Mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
Dua taktik untuk mengendalikan proses pengambilan
keputusan agar penggunaan kekuasaan nampaknya memiliki legitimasi dan sesuai
dengan kepentingan organisasi yaitu mengendalikan agenda dan menghadirkan ahli
dari luar.
e. Menyalahkan
atau menyerang pihak lain.
Manajer biasanya melakukan ini jika ada sesuatu yang
tidak beres atau mereka tidak dapat menerima kegagalannya dengan cara
menyalahkan pihak lain yang mereka anggap sebagai pesaingnya.
f. Memanipulasi
informasi.
Taktik lain yang sering dilakukan adalah manipulasi
informasi. Manajer menahan informasi, menyampaikan informasi kepada pihak lain
secara selektif, mengubah informasi untuk melindungi dirinya.
g. Menciptakan
dan menjaga image yang baik.
Taktik positif yang sering dilakukan adalah menjaga
citra yang baik dalam organisasi tersebut. Hal ini meliputi penampilan yang
baik, sopan, berinteraksi dan menjaga hubungan baik dengan semua orang,
menciptakan kesan bahwa mereka dekat dengan orang-orang penting dan hal yang
sejenisnya.
Selain
itu sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang
proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
a. Persuasi
Rasional
Pemimpin
menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi
pengikut bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan kemungkinan dapat
mencapai sasaran.
b. Permintaan
Inspirasional
Pemimpin
membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut dengan menunjuk pada
nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan meningkatkan rasa percaya
diri dari pengikut.
c. Konsultasi
Pemimpin
mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau
perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut atau pemimpin
bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi perhatian dan saran dari
pengikut.
d. Menjilat
Pemimpin
menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku yang membantu
agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran
yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
e. Permintaan
Pribadi
Pemimpin
menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap
dirinya ketika meminta sesuatu.
f. Pertukaran
Pemimpin
menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk
membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila
pengikut membantu pencapaian tugas.
g. Taktik
Koalisi
Pemimpin
mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar melakukan
sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu alasan bagi pengikut
untuk juga menyetujuinya.
h. Taktik
Mengesahkan
Pemimpin
mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan atau
hak untuk membuatnya atau dengan membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten
dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
i.
Menekan:
Pemimpin
menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau
peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa
yang diinginkan.
Pilihan
mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada position power dan personal
power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya pada situasi
tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang pemimpin secara langsung mempengaruhi
sikap dan perilaku orang yang dipimpin baik berupa komitmen, kepatuhan maupun
perlawanan. Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai efek umpan balik
terhadap perilaku pemimpin.Selain itu, dampak kekuasaan pemimpin pada dasarnya
tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi orang yang
dipimpin.Dengan demikian, hasil dari usaha mempengaruhi merupakan akumulasi
dari keterampilan mempengaruhi, perilaku mempengaruhi, dan kekuasaan pemimpin.
Sumber :
http://rickyanggili.blogspot.co.id/2011/11/poac-planning-organizing-actuating.html (diakses 21 November 2015).
Stoner, J.A.F., Freeman, R.E.,
Gilbert Jr, D.R., (1995). Manajemen: jilid I. Jakarta: Prenhallindo.
Stoner, J.A.F., Sitrait, A. (1993). Manajemen.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
No comments:
Post a Comment