Friday, May 2, 2014

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar

 
Perubahan Kimia

Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat jenis baru.Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak reaksi kimia yang terjadi secara alamiah atau yang dibuat manusia.Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi. Terdapat beberapa ciri-ciri perubahan kimia suatu zat, yaitu:
  1. terbentuk zat jenis baru,
  2. zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula,
  3. diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia.
Berdasarkan faktor penyebabnya perubahan kimia dapat dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu :
  1. Proses pembakaran, contohnya kayu yang dibakar, bom meledak dan lilin yang dibakar.
  2. Proses peragian, contohnya perubahan susu menjadi keju, singkong menjadi tape dan kedelai menjadi tempe.
  3. Proses kerusakan, contohnya pelapukan kayu, pembusukan sampah dan perkaratan besi.
  4. Proses biologis mahluk hidup, contohnya proses fotosintesis, proses pencernaan makanan dan proses pernafasan.
  5. Proses pertumbuhan dan  perkembangan mahluk hidup, contohnya tumbuhnya seorang bayi menjadi dewasa  
Kondisi yang berpengaruh dalam perubahan kimia antara lain suhu, tekanan, medium, arus listrik dan cahaya. Dalam perubahan kimia selalu diikuti oleh perubahan energy, dapat berupa energy kalor, listrik, ataupun cahaya.
Berikut merupakan contoh video perubahan kimia :


jika video tidak bisa dilihat atau ngeblur bisa klik link dibawah ini :
http://www.youtube.com/watch?v=omf6Cg6QSaM

Sumber :

Friday, March 28, 2014

SOFTSKILL


Asal Mula Kota Majalengka



            Kota Majalengka merupakan tempat kelahiran saya, disini saya akan membertahukan asal mula kampong halaman saya. Nah, Kota Majalengka adalah nama sebuah Kota di Provinsi Jawa Barat banyak orang yang tidak mengetahui Majalengka terletak didaerah mana. Bahkan ada orang yang menyangka Majalengka itu terletak didaerah Bandung sedangkan di Bandung itu adalah bukan Majalengka melainkan Cicalengka sehingga orang banyak yang salah mempersepsikan karena belum tau tepat tempatnya dimana. Kota Majalengka ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di utara, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan di timur, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya di selatan, serta Kabupaten Sumedang di barat.

            Dahulu kota Majalengka bernama Sindangkasih tetapi saat ini nama Sindangkasih merupakan nama sebuah desa di Kota Majalengka. Nama Majalengka berasal dari kata MAJA yang berarti nama sebuah pohon yaitu pohon maja dan LANGKA adalah yang berarti tidak ada atau nihil. MAJALANGKA yang berarti pohon maja yang langka.

            Pada zaman dahulu Kota Majalengka atau yang sebelumnya bernama Sindangkasih ini merupakan sebuah kerajaan Hindu yang dipimpin oleh seorang ratu yang fanatik bernama Nyi Rambutkasih atau ada pula yang menyebut Nyi Ambetkasih. Nyi Rambutkasih merupakan sosok ratu yang bijaksana, sakti dan cantik. Nyi Rambutkasih mampu membuat daerah Sindangkasih makmur , aman, tenteram dan sentosa. Sindangkasih merupakan daerah yang subur. Berbagai tanaman melimpah ruah di daerah ini. Daerah ini dipenuhi hutan yang membentang kearah utara dan selatan. Pohon maja adalah pohon berbatang lurus dan tinggi dengan bentuk daun kecil-kecil yang mendominasi hutan itu. Pohon ini berkhasiat untuk menyembuhkan sakit demam.

            Suatu ketika Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin Cirebon memerintahkan putranya Pangeran Muhammad untuk mencari pohon maja karena banyak sekali rakyatnya yang terserang penyakit demam. Maka Pangeran Muhammad beserta istrinya Nyi Siti Amillah langsung pergi ke Sindangkasih untuk mencari pohon maja tersebut dan menyebarkan agama islam didaerah Sindangkasih tersebut.

            Nyi Rambutkasih yang sakti ternyata megetahui maksud kedatangan Pangeran Muhammad sehingga Nyi Rambutkasih dengan kesaktiannya ia mengubah pohon di daerah Sindangkasih dengan menjadi pohon jati bukan pohon maja.

            Ketika sampai di Sindangkasih ternyata pohon maja yang dicari Pangeran Muhammad sudah tidak ada, pangeran Muhammad pun berkata : MAJA LANGKA yang artinya pohon maja yang langka. dari situlah ihwal penamaan kota Majalengka sekarang ini. Mungkin karna buah maja yang juga pahit rasanya (lengka) sehingga orang menyebutnya MAJALENGKA bukan MAJALANGKA.

            Hingga akhirnya Pangeran Muhammad kecewa dan memutuskan untuk kembali ke Cirebon. Ia bertapa dikaki gunung Margatapa hingga meninggal dunia. Sementara istrinya masih tetap mencari pohon maja dan membuat Nyi Rambutkasih memeluk agama islam sesuai dengan amanat Pangeran Muhammad.

            Tetapi Nyi Rambutkasih menolak keras ajakan Nyi Siti Armillah, hingga ia berucap “Aku seorang ratu pelindung rakyat yang berkelakuan jujur dan baik, sebaliknya aku adalah ratu yang tidak pernah ragu-ragu menghukum rakyatnya yang bertindak curang dan buruk. Dan karena itulah aku tak akan mati dan tak mau mati”.

            Kemudian Nyi Siti Armillah menjawab perkataan Nyi Rambutkasih “Jika demikian halnya, makhluk apakah gerangan namanya, yang tidak akan mati dan tidak mau mati ?”.

            Seiring dengan perkataan Nyi Siti Armillah itu, Nyi Rambutkasih pun menghilang dengan menggunakan kesaktiaan tanpa meninggalkan bekas kuburannya. Meskipun demikian, beberapa petilasan (bekas) Nyi Rambutkasih masih dianggap angker, diantaranya sumur “Sindangkasih”, sumur “Sunjaya”, sumur “Ciasih” dan batu-batu bekas bertapa Nyi Rambutkasih.

            Setelah peristiwa itu, Nyi Siti Armillah menetap di Kerajaan Sindangkasih dan menyebarkan agama islam hingga ia meninggal. Ia dimakamkan disamping kali Citangkurak. Di kali Citangkurak tumbuh pohon badori. Sebelum meninggal, Nyi Siti Armillah beramanat bahawa dekat kuburannya kelak akan menjadi tempat tinggal penguasa yang mengatur pemerintahan di daerah maja yang langka.

            Tepatnya letak makam Nyi Siti Armillah terletak di belakang gedung Kabupaten Majalengka. Masyarakat Kota Majalengka menamakannya Embah Gendeng Badori dan kerap dikunjungi untuk berziarah.

            Sebagian besar masyarakat kota majalengka masih mempercayai adanya roh Nyi Rambutkasih yang menjaga atau menguasai Kota Majalengka. Maka selama masyarakat masih berkelakuan baik dan jujur, kehidupan di Kota Majalengka akan tetap tenteram, aman, subur, makmur, dan sentosa.



*cerita diatas merupakan sejarah dari asal mula Kota Majalengka yang termasuk kedalam legenda karena legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh  empunya cerita sebagai suatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, Legenda seringkali dipandang sebagai sejarah kolektif (folkstory).

*legenda terbagi atas 4 kelompok menuurut Jan Harold Brunvand :

·         Legenda Keagamaan

·         Legenda Perseorangan

·         Legenda Alam Gaib

·         Legenda Setempat

*cerita diatas termasuk kedalam legenda setempat karena ceritanya berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi.





http://lianurbaiti.wordpress.com/2013/03/30/pengertian-dan-perbedaan-mitos-legenda-dan-cerita-rakyat/



Sunday, January 5, 2014

Manusia dan Harapan



BAB XIV dan XV
Manusia dan Harapan

A.   Pengertian Harapan
     Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan dapat diartikan sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Yang dapat disimpulkan harapan itu menyangkut permasalahan masa depan.
     Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan – pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing – masing. Misalnya, Budi hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan terkadang akan berakibat menjadi tertawaan orang banyak seperti pribahasa “Si pungguk merindukan bulan”, walaupun tidak ada yang tidak mungkin didunia ini bila Tuhan berkehandak.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan dapat terwujud, maka diperlukan usaha dengan sungguh – sungguh, berdoa dan pada akhirnya bertawakal agar harapan itu dapat terwujud.

B.   Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
     Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu interaksi hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau sebagai anggota masyarakat. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari interaksi hidup. Ditengah – tengah yang lainnya, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik / jasmani maupun mental / spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup berinteraksi dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
     Dorongan kodrat  ialah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
     Dorongan kebutuhan hidup sudah kodratnya bahwa manusia mempunyai bermacam – macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
     Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manuis itu ialah :
a)      Kelangsungan hidup (survival)
b)      Keamanan (safety)
c)      Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d)      Diakui linkungan (status)
e)      Perwujudan cita – cita (self actualization)

C.   Pengertian Doa
     Menurut bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.
     Adapun lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1.      Ibadah, seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2.      Perkataan atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3.      Panggilan atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4.      Meminta pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5.      Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).

Macam-Macam Do’a
           Syeikh Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan do'a ibadah." Adapun perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
1.      Do'a masalah (permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi tiga:
a)      Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan berpahala. -red. vbaitullah)
b)      Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c)      Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
2.      Do'a Ibadah maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.

D.   Kepercayaan
     Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
v  Ia tidak percaya pada diri sendiri.
v  Saya tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
v  Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah.
v  Kita harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.

E.   Kepercayaan dan Usaha Untuk Meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
a.       Kepercayaan pada diri sendiri
           Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
b.      Kepercayaan kepada orang lain
           Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
c.       Kepercayaan kepada pemerintah
           Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
           Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
           Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
d.      Kepercayaan kepada Tuhan
           Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut. Usaha-usaha Meningkatkan Percaya pada Tuhan. Usaha itu antara lain:
o   Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
o   Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
o   Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka    menolong, dermawan, dan sebagainya.
o   mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
o   menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.