Friday, March 28, 2014

SOFTSKILL


Asal Mula Kota Majalengka



            Kota Majalengka merupakan tempat kelahiran saya, disini saya akan membertahukan asal mula kampong halaman saya. Nah, Kota Majalengka adalah nama sebuah Kota di Provinsi Jawa Barat banyak orang yang tidak mengetahui Majalengka terletak didaerah mana. Bahkan ada orang yang menyangka Majalengka itu terletak didaerah Bandung sedangkan di Bandung itu adalah bukan Majalengka melainkan Cicalengka sehingga orang banyak yang salah mempersepsikan karena belum tau tepat tempatnya dimana. Kota Majalengka ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di utara, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan di timur, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya di selatan, serta Kabupaten Sumedang di barat.

            Dahulu kota Majalengka bernama Sindangkasih tetapi saat ini nama Sindangkasih merupakan nama sebuah desa di Kota Majalengka. Nama Majalengka berasal dari kata MAJA yang berarti nama sebuah pohon yaitu pohon maja dan LANGKA adalah yang berarti tidak ada atau nihil. MAJALANGKA yang berarti pohon maja yang langka.

            Pada zaman dahulu Kota Majalengka atau yang sebelumnya bernama Sindangkasih ini merupakan sebuah kerajaan Hindu yang dipimpin oleh seorang ratu yang fanatik bernama Nyi Rambutkasih atau ada pula yang menyebut Nyi Ambetkasih. Nyi Rambutkasih merupakan sosok ratu yang bijaksana, sakti dan cantik. Nyi Rambutkasih mampu membuat daerah Sindangkasih makmur , aman, tenteram dan sentosa. Sindangkasih merupakan daerah yang subur. Berbagai tanaman melimpah ruah di daerah ini. Daerah ini dipenuhi hutan yang membentang kearah utara dan selatan. Pohon maja adalah pohon berbatang lurus dan tinggi dengan bentuk daun kecil-kecil yang mendominasi hutan itu. Pohon ini berkhasiat untuk menyembuhkan sakit demam.

            Suatu ketika Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin Cirebon memerintahkan putranya Pangeran Muhammad untuk mencari pohon maja karena banyak sekali rakyatnya yang terserang penyakit demam. Maka Pangeran Muhammad beserta istrinya Nyi Siti Amillah langsung pergi ke Sindangkasih untuk mencari pohon maja tersebut dan menyebarkan agama islam didaerah Sindangkasih tersebut.

            Nyi Rambutkasih yang sakti ternyata megetahui maksud kedatangan Pangeran Muhammad sehingga Nyi Rambutkasih dengan kesaktiannya ia mengubah pohon di daerah Sindangkasih dengan menjadi pohon jati bukan pohon maja.

            Ketika sampai di Sindangkasih ternyata pohon maja yang dicari Pangeran Muhammad sudah tidak ada, pangeran Muhammad pun berkata : MAJA LANGKA yang artinya pohon maja yang langka. dari situlah ihwal penamaan kota Majalengka sekarang ini. Mungkin karna buah maja yang juga pahit rasanya (lengka) sehingga orang menyebutnya MAJALENGKA bukan MAJALANGKA.

            Hingga akhirnya Pangeran Muhammad kecewa dan memutuskan untuk kembali ke Cirebon. Ia bertapa dikaki gunung Margatapa hingga meninggal dunia. Sementara istrinya masih tetap mencari pohon maja dan membuat Nyi Rambutkasih memeluk agama islam sesuai dengan amanat Pangeran Muhammad.

            Tetapi Nyi Rambutkasih menolak keras ajakan Nyi Siti Armillah, hingga ia berucap “Aku seorang ratu pelindung rakyat yang berkelakuan jujur dan baik, sebaliknya aku adalah ratu yang tidak pernah ragu-ragu menghukum rakyatnya yang bertindak curang dan buruk. Dan karena itulah aku tak akan mati dan tak mau mati”.

            Kemudian Nyi Siti Armillah menjawab perkataan Nyi Rambutkasih “Jika demikian halnya, makhluk apakah gerangan namanya, yang tidak akan mati dan tidak mau mati ?”.

            Seiring dengan perkataan Nyi Siti Armillah itu, Nyi Rambutkasih pun menghilang dengan menggunakan kesaktiaan tanpa meninggalkan bekas kuburannya. Meskipun demikian, beberapa petilasan (bekas) Nyi Rambutkasih masih dianggap angker, diantaranya sumur “Sindangkasih”, sumur “Sunjaya”, sumur “Ciasih” dan batu-batu bekas bertapa Nyi Rambutkasih.

            Setelah peristiwa itu, Nyi Siti Armillah menetap di Kerajaan Sindangkasih dan menyebarkan agama islam hingga ia meninggal. Ia dimakamkan disamping kali Citangkurak. Di kali Citangkurak tumbuh pohon badori. Sebelum meninggal, Nyi Siti Armillah beramanat bahawa dekat kuburannya kelak akan menjadi tempat tinggal penguasa yang mengatur pemerintahan di daerah maja yang langka.

            Tepatnya letak makam Nyi Siti Armillah terletak di belakang gedung Kabupaten Majalengka. Masyarakat Kota Majalengka menamakannya Embah Gendeng Badori dan kerap dikunjungi untuk berziarah.

            Sebagian besar masyarakat kota majalengka masih mempercayai adanya roh Nyi Rambutkasih yang menjaga atau menguasai Kota Majalengka. Maka selama masyarakat masih berkelakuan baik dan jujur, kehidupan di Kota Majalengka akan tetap tenteram, aman, subur, makmur, dan sentosa.



*cerita diatas merupakan sejarah dari asal mula Kota Majalengka yang termasuk kedalam legenda karena legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh  empunya cerita sebagai suatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, Legenda seringkali dipandang sebagai sejarah kolektif (folkstory).

*legenda terbagi atas 4 kelompok menuurut Jan Harold Brunvand :

·         Legenda Keagamaan

·         Legenda Perseorangan

·         Legenda Alam Gaib

·         Legenda Setempat

*cerita diatas termasuk kedalam legenda setempat karena ceritanya berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi.





http://lianurbaiti.wordpress.com/2013/03/30/pengertian-dan-perbedaan-mitos-legenda-dan-cerita-rakyat/



No comments:

Post a Comment