A. Pengorganisasian
Struktur Manajemen
Organisasi adalah
sekelompok orang (dua orang ataupun lebih) yang secara formal dipersatukan
dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.
Struktur organisasi
Pengertian struktur organisasi menurut para tokoh :
a) Struktur organisasi dapat diartikan
sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu
tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins
dan Coulter, 2007:284).
b) Struktur organisasi didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah (Handoko,
2003:169).
c) Struktur organisasi adalah pola
formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson dkk, 2002:9).
d) Struktur organisasi yaitu
menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis
wewenang pejabat, bidang dan hubungan Universitas Sumatera Utara pekerjaan,
garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan
organisasi (Hasibuan, 2004:128).
2. Pengorganisasian sebagai Fungsi
Manajemen
Pengorganisasian sebagai
fungsi dari manajemen, meliputi :
a.
Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari
dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara
sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah,
Negara, dan lain sebagainya.
b.
Organisasi Informal
Organisasi
informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu
aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh
: Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung
pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Salah satu bagian penting organisasi adalah
pengelompokkan informal dan hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih
berpengaruh dibanding dengan hubungan formal seperti yang ditunjukkan bagan
organisasi.
Argiyris mengemukakan empat bidang utama
dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda :
a. Organisasi
Informal
Hubungan-hubungan antar
pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi didalam organisasi formal digambarkan
jelas, sedangkan dalam organisasi informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan
mereka.
b. Kepemimpinan.
Para pemimpin dirancang
dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
c. Pengendalian
perilaku.
Organisasi formal
mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan
kelompok informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
d. Ketergantungan.
Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan
hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok
informal.
Walaupun
ada perbedaan tersebut adalah suatu kesalahan bila menganggap kelompok formal
dan informal sebagai dua kesatuan organisasi yang terpisah. Keduanya hidup
bersama dan tidak dapat dipisahkan setiap organisasi formal selalu mempunyai
organisasi informal dan setiap organisasi informal brkembang dalam berbagai
tinkatan formal.
3. Bentuk Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi Fungsional
·
Orang-orang dikelompokkan ke dalam departemen – departemen menurut
kesamaan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja.
·
Organisasi fungsional adalah
suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada
kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para
pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi fungsional
diciptakan oleh F.W.Taylor.
Ciri-ciri struktur
organisasi fungsional:
·
Organisasi kecil
·
Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok
kerja staff ahli
·
Spesialisasi dalam pelaksanaan
tugas
·
Target yang hendak dicapai
jelas dan pasti
·
Pengawasan dilakukan secara
ketat
·
Tidak menjamin adanya kesatuan
perintah
·
Hemat waktu karena mengerjakan
pekerjaan yang sama
Keunggulan struktur organisasi fungsional :
·
Penggunaan sumberdaya yang efisien, skala ekonomis
·
Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan
·
Kemajuan karier dalam departemen fungsional
·
Panduan dan pengendalian dari manajemen Puncak
·
Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi
·
Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas
Kelemahan struktur organisasi
fungsional :
·
Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
·
Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan
inovasi
·
Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
·
Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
·
Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
·
Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan
Contoh kasus :
Sebuah tempat penerbitan
buku
Sebuah toko penerbitan buku memiliki struktur organisasi
fungsional karna didalamnya manajer memiliki tanggung jawab pada suatu bagian
fungsional perusahaan. Berikut contoh bagan dari dari perusaan penerbit buku.
Dari bagan diatas terlihat jelas bagaimana manajer yang
memimpin sebuah perusahaan tersebut. Yang dimana manajer pun dibantu oleh
supervisior yang bertugas sebagai supervisi terhadap para staf pelaksanaan
rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari. Disini supervisior tidak
membuat kebijakan hanya saja menerjemahkan ataumeneruskan kebijakan atasan
kepada bawahan untuk bekerja secara efektif dan produktif. Selain itu ada
sekretaris yang bertugas sebagai penerima surat, membuka surat, menerima tamu,
menerima telpon, dan menyusun atau membuat jadwal kegiatan. Setelah sekretaris
ada yang namnya administrasi. Administrasi melaksanakan kegiatan pelayanan
kantor dan fasilitas perkantoran yang dibutuhkan demi kelancaran operasional
perusahaan. Editor bertugas hanya sebagai pelaku pengeditan atau penyuntingan naskah.
Proofreader adalah orany yang bekerja untuk membaca ulang teks, disini dialah
yang menyeleksi atau mengoreksi setiap kesalahan dalam penulisan. Penulis
adalah orang yang bekerja membaca ulang teks untuk emndeteksi dan mengoreksi
kesalahan dalam menulis. Desain sampun orang yang mendesain cover untuk sebuah
buku yang akan dibuat.
b. Struktur Organisasi Divisional
Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri
terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis.
Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya
kesamaan keterampilan
Keunggulan struktur organisasi divisional :
·
Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
·
Memperhatikan kebutuhan konsumen
·
Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
·
Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
·
Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
·
Pengembangan keterampilan manajemen umum
Kelemahan struktur organisasi
divisional :
·
Duplikasi sumberdaya lintas divisi
·
Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
·
Koordinasi yang buruk lintas divisi
·
Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak
·
Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
·
Memungkinkan
berkembangnya persaingan disfungsional antar sumber daya organisasi dan konflik
antara tugas-tugas & prioritas-prioritas.
·
Kepentingan
divisi mungkin ditempatkan di atas kepentingan organisasi secara keseluruhan.
·
Kebijakan
divisi tidak konsisten dengan kebijakan divisi lain maupun dengan kebijakan
organisasi.
·
Timbulnya
masalah dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya-biaya perusahaan.
Contoh perusahaan yang
menggunakan struktur divisional, yaitu:
Wal-Mart Stores, Inc , yang merupakan perusahaan Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringandepartment store. Menurut Fortune Global 500 2008, Wal-Mart adalah perusahaan publik terbesar di dunia berdasarkan pendapatan. Perusahaan ini menggunakan struktur divisional dimana ketika mengembangkan berbagai produk baru dalam industri dan pasar yang berbeda, biasanya perusahaan mengubah strukturnya menjadi struktur organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap divisi dapat beroperasi sendiri-sendiri dibawah pengarahan seorang manajer divisi yang bertanggungjawab langsung kepada CEO. Dalam struktur organisasi divisional, manajer divisi dapat mengembangkan strategi untuk masing-masing divisinya dan mungkin saja mereka menghadapi persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang ditempuh mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya.
Wal-Mart Stores, Inc , yang merupakan perusahaan Amerika Serikat yang mengoperasikan jaringandepartment store. Menurut Fortune Global 500 2008, Wal-Mart adalah perusahaan publik terbesar di dunia berdasarkan pendapatan. Perusahaan ini menggunakan struktur divisional dimana ketika mengembangkan berbagai produk baru dalam industri dan pasar yang berbeda, biasanya perusahaan mengubah strukturnya menjadi struktur organisasi yang terdiri dari beberapa divisi. Tiap-tiap divisi dapat beroperasi sendiri-sendiri dibawah pengarahan seorang manajer divisi yang bertanggungjawab langsung kepada CEO. Dalam struktur organisasi divisional, manajer divisi dapat mengembangkan strategi untuk masing-masing divisinya dan mungkin saja mereka menghadapi persaingan yang berbeda dengan divisi lainnya sehingga strategi yang ditempuh mungkin juga berbeda dengan divisi lainnya.
Contoh bagan struktur fungsional dan divisional
Referensi :
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-struktur-organisasi-menurut.html
B. Actuating
dalam Manajemen
1. Pengertian
Actuating
George R. Terry (1986) mengemukakan
bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para
anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Actuating
adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan
usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar
mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan.
Actuating
adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari
aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu.
Seperti : Leadership (pimpinan), perintah, komunikasi dan conseling (nasehat).
2. Pentingnya actuating dalam manajemen
Fungsi
actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang
berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya
manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.
3.
Prinsip
–prinsip dalam Actuating
Menurut Kurniawan (2009)
prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
ü Memperlakukan
pegawai dengan sebaik-baiknya
ü Mendorong
pertumbuhan dan perkembangan manusia
ü Menanamkan pada
manusia keinginan untuk melebihi
ü Menghargai
hasil yang baik dan sempurna
ü Mengusahakan
adanya keadilan tanpa pilih kasih
ü Memberikan
kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
ü Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Referensi