Wednesday, March 23, 2016

Contoh kasus terapi psikoanalisis

Klien pernah mengalami kekerasan oleh ayahnya dan ketika dewasa klien mengalami kecewa terhadap ayahnya tetapi klien mencoba merepres kekecewaannya itu tanpa memberitahu keayahnya karena ia merasa bahwa yang membuatnya kecewa itu ayah kandungnya sendiri. Hingga akhirnya semakin banyak kekecewaan terhadap ayahnya yang klien repress dialam bawah sadar dan itu menjadi gangguan.

Terapinya :


Terapis mencoba menjalin hubungan yang nyaman dan membangun kepercayaan terlebih dahulu dengan klien. Setelah terbentuk kepercayaan maka terapis menerapkan asosiasi bebas terhadap klien. Terapis mulai menyuruhnya berbaring disofa dan membuat klien nyaman, setelah itu terapis mencoba mendorong dan menggali informasi dengan membuat klien mengingatnya semua dan membiarkan klien mengungkapkan apa saja yang terlintas didalam pikirannya. Terapis membantu dan membimbing klien untuk bisa insight, setelah itu terus menerus menginterpretasikan dan mengidentifikasi masalah lalu kemudian mengajak klien untuk merelealisasikan kemarahannya seperti berteriak sekeras-kerasnya atau meninju boneka agar apa yang klien pendam dapat tersalurkan 

Psikoterapi dan Terapi Psikoanalisis

Psikoterapi

      A. Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi lahir pada pertengaha dan akhir abad tahun lalu secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sederhananya : jiwa dan terapi dari bahasa yunani yang berarti “merarwat” atau mengasuh sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang. Dalam Oxford English Dictionary. Perkataan Psychotherapy tidak tercantum, tetapi ada perkataan psychotherapeutic” yang diartikan sebagai perawatan terhadap suatu penyakit yang menggunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian
perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikiis dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian. 

Menurut Watson & morse ( 1977 ) psikoterapi dirumuskan sebagai bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, pada cari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningjatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya

Menurut Corsini ( 1989 ) psikoterpai adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang, tetapin ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan pada salah satu dari kedua pihak.


B.    Tujuan Psikoterapi
Tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al [1987] dan Corey [1991].

Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut ivey, et, al [1987] adalah : membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.

Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey [1991] dirumuskan sebagai: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkanm kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflk-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al [1987]  mengenai keefektifan dari terapi Gestalt dilaporkan oleh Simkin [1976]; Greenberg& Higgins [1980] dan Harman [1984]. Kesemuanya menunjukkna hasil yang positif dan meyakinkan mengenai keefektifanya.

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Eksistensialistik-humanistik menurut Ivey, et al (1987) menemukan dan melakukan tindakan. menyadarkan akan hal-hal ya asazi pada manusia tentang pemilihan, keterlibatan diri dan kecemasan serta mengembangkan aspek-aspek dalam dirinya agar mencapai kematangan pada tujuan -tujuan hidupnya.
Corey (1991) untuk membantu seseorang mengetahui bahwa ia punya kebebasan dan menyadari akan kemungkinan - kemungkinan yang dimiliki.

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Behavioristik menurut Ivey, et al (1987) Untuk menghilang kankesalahan dalam belajar berperilaku dan untuk mengganti dengan pola - pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
Corey (1991) terapi perilaku bertujuan secara umum untuk menghilangkan perilaku yang malasuai (maladaptive) yang lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif.

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behavioristik menurut Ivey, et al (1987) menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
Corey (1991) menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran.

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Metode dan teknik Gestalt menurut Ivey, et al (1987) agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab atas arah kehidupan seseorang.
Corey (1991) membantu klien memperoleh pemahaman mwngenai saat - saat dari pengalamannya. Untuk merangsangnya menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan - dorongan dari dunia luar.

Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Terapi Realitas menurut Ivey, et al (1987) untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain. untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat - akibatnya.
Corey (1991) untuk membantu seseorang agar lebhi efektif dalam memenuhi kebutuhan - kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa seberapa jauh tindakannya berhasil.

      C. Unsur Psikoterapi
Dalam psikoterapi, unsur-unsur aktif dalam pekerjaan reparasi emosional ini meliputi hubungan baik dan rasa percaya antara klien dan terapis yang bergerak bersama dengan baik serta terbukanya aliran emosi yang lebih bebas antara klien dengan terapis.

Menurut Singgih (2004) telah melaporkan tujuh parameter pengaruh dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk peran sosial (“martabat”) psikoterapis, hubungan (persekutuan terapiutik), hak, retrospeksi, re-edukasi, rehabilitasi, resosialisasi, dan rekapitulasi.

Unsur-unsur psikoterapiutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik, keadaan mental, dan kebutuhan pasien.

      D. Perbedaan konseling dan psikoterapi
Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983)
   
Psikoterapi untuk   
1. Pasien
2. Ganguan yang serius
3. Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
4. Berhubungan dengan penyembuhan 
5. Lingkungan medis
6. Berhubungan dengan ketidaksadaran 
7. Metode Penyembuhan

Konseling untuk

1. Klien 
2. Gannguan yang kurang serius
3. Masalah: jabatan, pendidikan
4. Berhubungan dengan pencegahan
5. Lingkungan pendidikan dan nonmedis
6. Berhubungan dengan kesadaran
7. Metode Pendidikan

       E.  Pendekatan terhadap Mental illness
Pendekatan psikoterapi terhadap mental illness menurut J.P. Chaplin, yaitu:
1.      Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.

2.      Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.

3.      Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.

4.      Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.



Terapi psikoanalisis

A.    Konsep dasar
1.      Konsep dasar teori psikoanalisis
Freud mempunyai pandangan bahwa kepribadian terdiri dari Id, Ego, dan Superego. Id merupakan bagian primitif  dari kepribadian Id  mengandung Insting seksual dan Insting agresif. Id membutuhkan satisfaction dengan segera tanpa memperhatikan realitas yang ada, sehingga oleh Freud disebut prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ego disebut prinsip realitas  (reality principle). Ego menyesuaikan diri dengan realitas. Sedang Super ego merupakan psinsip moral (morality principle), yaitu mengontrol perilaku dari segi moral. Pandangan freud ttg sifat manusia pd dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik

2.      kesadaran & ketidaksadaran
·         Kesadaran
Dapat diibaratkan sebagai permukaan gunung es yang Nampak. Jadi kesadaran itu merupakan bagian kecil dari kepribadian
·         Ketidaksadaran
Ø  mimpi2 → merupakan representative simbolik dari kebutuhan2, hasrat2  konflik
Ø  salah ucap / lupa → thd nama yg dikenal
Ø  sugesti pascahipnotik
Ø  bahan2 yg berasal dari teknik2 asosiasi bebas
Ø  bahan2 yg berasal dari teknik proyektif

3.      Kecemasan
adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat sesuatu, fungsinya untuk memperingatkan adanya ancaman bahaya.
Terdapat 3 macam kecemasan :
Ø  Kecemasan realistis merupakan kecemasan yang timbul dari ketakutan terhadap bahaya nyata
Ø  Kecemasan neurotic merupakan kecemasan akan mendapatkan hukuman atas keinginan yang impulsif
Ø  Kecemasan moral merupakan kecemasan yang berkaitan dengan moral

4.      Mekanisme pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah terlukanya ego. Mekanisme pertahanan ego tidak selalu patologis dan bisa memiliki nilai penyesuaian jika tidak menjadi suatu gaya hidup. Beberapa bentuk mekanisme pertahanan ego:
a.       Penyangkalan
b.      Proyeksi
c.       Fiksasi
d.      Regresi
e.       Rasionalisasi
f.       Sublimasi
g.      Displacement
h.      Represi
i.        Formasi reaksi

5.       Perkembangan kepribadian
ü  Fase oral ( mulut )
Kepuasan seksual terutama terdapat sekitar mulut
ü  Fase  anal ( anus )
Kira-kira usia 2 tahun, daerah kepuasan berpindah ke anus
ü  Fase falik
Pada anak usia 6-7 tahun kepuasan seksualnya terdapat pada alat kelamin.
ü  Fase latent
Pada anak usia 7-8 tahun sampai menginjak awal masa remaja, seolah-olah tidak ada aktivitas seksual.
ü  Fase genital
Dimulai sejak masa remaja, segala kepuasan seks terutama berpusat pada alat kelamin

B.    Unsur-unsur Terapi Psikoanalisis
1.      Muncul Gangguan
Terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis memperkuat kondisi psikis dari diri klien, sehingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat.
2.      Tujuan Terapi
            Terfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar dikemudian hari apabila klien mengalami problem yang sama maka klien akan lebih siap.
3.      Peran terapis
Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien dengan banyak mendengan dan menafsirkan, terapis juga memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.


C.     Teknik dasar Terapi Psikoanalisis
a.       Asosiasi bebas
adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman2 masa lalu & pelepasan emosi2 yg berkaitan dg situasi2 traumatik di masa lalu

b.      Penafsiran
adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi2 bebas, mimpi2, resistensi2 dan transferensi
* bentuk nya = tindakan analis yg menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna2 tingkah laku
c.       Analisis Mimpi
Suatu prosedur yg penting untuk menyingkap bahan2 yg tidak disadari dan memberikan kpd klien atas beberapa area masalah yg tak terselesaikan

d.      Analisis dan Penafsiran Resistensi
Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan2 yg ada dibalik resistensi shg dia bias menanganinya

e.       Analisis & Penafsiran Transferensi
adalah teknik utama dalam Psikoanalisis krn mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi




Sumber :
Basuki, Heru. 2008. Psikologi umum. Jakarta : Gunadarma
Corey, G. 2007. Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung : Refika Aditama
Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Indryawati.staff.gunadarma.ac.id