Tugas Kesehatan Mental
Borderline Movie Review
Nama
Anggota Kelompok :
1. Dyanti
Umi K. (12513747)
2. Gemi
Arthati (13513674)
3. Pradina
Utami (16513879)
4. Satia
Raras (18513295)
5. Yoana
Indah Pratiwi (19513441)
Kelas
: 2PA12
Universitas Gunadarma Kalimalang
Fakultas Psikologi 2015
Judul : Borderline
Tahun : 2008
Direksi : Lyne Charlebois
Produksi : Roger Frappier
Luc Vandal
Penulis : Lyne Charlebois
Marie-sissi Labreche
Pemain : Isabelle Blais
Jean-Hugues Anglade
Angele Coutu
Sylvie Drapeau
Laurence Carbonneau
Pierre-Luc Brilliant
Marie-Chantal Perron
Antoine Bertrand
Hubert Proulx
Production : Max Films Productions
BORDERLINE
(2008)
Borderline (2008) film
produksi Kanada tentang wanita bernama Kiki Labreche (Isabelle Blais) yang
mengidap Borderline Personality Disorder.
Kiki Labreche 30 tahun seorang jurnalis
dan mahasiswa literature di Universitas Monteral Kanada. Dia memiliki affair
dengan dosen pembimbingnya Tcheky (Jean Hugues Anglade) yang berusia 23 tahun lebih tua dan sudah memiliki istri, hubungan diantara
mereka hanya berdasarkan gairah akan seks. Kiki
merasa bahwa kehidupan yang dijalaninya adalah kehidupan dipenuhi kegelisahan dan kekosongan., Komunikasi
buruk dengan ibunya yang mengalami depsresi berat semakin membuat dia merasa
ditolak. Kiky merasa dia dapat melihat bintang dalam hidupnya ketika dia
melakukan hubungan seks. Seks adalah sarana untuk melupakan bahwa dia ditolak. Hal itu menyebabkan dia Seks Addict dan
tergabung dalam kelompok terapy yang membahas tentang seks addict.
Pertemuannya dengan
Erick, pacar dimasa remajanya seakan membuka flashback dari kehidupannya.
Kiki dibesarkan oleh
ibu (Sylvie Drapeau ) dan neneknya (Angèle Coutu) yang biasa dipanggil Meme tanpa
kehadiran ayah. Ibu yang diingat oleh
Kiki kecil adalah wanita yang depresi, selalu menangis, keadaan emosi yang
tidak stabil dan berubah dengan cepat. Meme yang selalu teringat akan kematian
bayi-bayinya dan merasa dekat dengan kematian. Ketidakhadiran ayah dalam
hidupnya membuat dia merindukan sosoknya. Ketika guru seni disekolah meminta Kiki untuk
menggambar, Kiki kecil menggambar wajah seorang wanita yang penuh dengan
airmata, dan dia mengatakan itu adalah gambar ibunya.
Usia 20 tahun Kiky berpacaran dengan
Antoine (Hubert Proulx) hubungan mereka dipenuhi dengan pertengkaran. Ketidakstabilan
emosi dan ketakutan Kiki akan penolakan semakin memperburuk suasana,
satu-satunya cara untuk menarik perhatian Antoine adalah melakukan seks dan
meyakiti dirinya. Hubungannya dengan Eric (Antoine Bertand) tidaklah berjalan
lancar, Eric merasa bahwa Kiki tidak pernah mencintainya, hubungan mereka lebih
hanya pada seks semata. Untuk mengisi kekosongan dan kegelisahan dalam dirinya
Kiki semakin menenggelamkan dirinya pada kecanduannya seks dan bahkan melakukan seks dengan
perempuan.
Penolakan
Tchkey untuk meninggalkan istri dan keluarganya, kegagalan dan kemarahan yang
dia rasakan setiap mencoba berkomunikasi dengan ibunya yang depresi berat
semakin membuat Kiki merasakan kegelisahan, penolakan dan kekosongan diusianya
yang ke 30 tahun
Kehadiran
Mikhael Robin yang menawarkan kenyamanan dan cinta membuat dia merasa tidak
aman dan ketakutan. Kiky takut untuk
jatuh cinta karena ketika dia merasa dicintai dia akan pergi menjauh dan
meyakiti dirinya. Menurutnya satu-satunya hubungan yang berhasil dia bina
adalah hubungannya dengan anjing kesayangannya Claude Vior.
Keputusan
Kiky untuk kembali hidup bersama dengan Meme neneknya membawa dia pada
fase kehidupan yang lain. Selama ini
neneknya adalah penghubung dia dengan dunia ibunya, kemarahan dan kebencian
yang ia rasakan pada ibunya selalu diredam oleh Meme.
Kematian
Meme yang tiba-tiba menjadi jalan untuk kembali mengkaji semua alur cerita
hidup dan hubungan dengan ibunya. Ketika Kiki memberitahukan ibunya bahwa Meme
telah meninggal, Ibunya hanya bisa terisak sedih sambil memberikan kertas yang
selama ini selalu digenggamnya erat-erat, Kiki membuka kertas itu dan ternyata
itu adalah lukisannya pada waktu umur 10 tahun, Kiky tersenyum dan menangis.
Menangis adalah hal yang tidak pernah dia bisa lakukan selama ini
…ternyata ibunya tidak pernah
melupakannya, dia merasa bahagia.
Kiki
memutuskan untuk meninggalkan Tcheky,
pada pertemuan terakhir mereka, Kiki menanyakan pada Tcheky “Kenapa kau tidak pernah menyatakan mencintaiku?”.
Tcheky menjawab : “ Karena kau tidak pernah menanyakannya.” Sambil berurai air
mata Kiki berkata bahwa selama ini Tcheky telah memperlakukan dia sebagai
badut.
BORDERLINE
PERSONALITY DISORDER
Borderline ( 2008) mengisahkan tentang
seorang wanita Kiki Labreche yang mengalami gangguan kepribadian Borderline
Personality Disorder (BDP).
Borderline Personality
merupakan gangguan psikologis yang terjadi diakibatkan ketidaklabilan suasana
hati si penderita diikuti dengan serangan
depresi, kecemasan, atau kemarahan yang sangat frekuen dan
kadang-kadangtidak masuk akal. Lebih detailnya gangguan kepribadian borderline
merupakan gangguan kepribadian dalam menjalin hubungan dengan orang lain, mengenal
perasaan-perasan sendiri, dan kegagalan dalam mengontrol emosi dan perilaku
yang disebabkannya.
Masalah yang paling
menonjol pada penderita gangguan kepribadian ini adalah adanya dorongan impuls
bunuh diri atau prilaku-prilaku untuk mencelakakan diri sendiri. Bentuk seperti
ketidakstabilan mood, cara berpikir yang kurang jelas, ketidakstabilan dalam
mempertahankan hubungan interpersonal, gambaran diri, emosi dan perilaku
merupakan gangguan nyata pada gangguan keperibadian ini.
Akibat yang paling besar
dari bentuk prilaku ini adalah dampaknya pada lingkungan sosial si penderita. Gangguan
kepribadian ini disebut sebagai gangguan kepribadian ambang(Borederline)
dikarenakan berada di antara perbatasan antara gangguan neourotik dan
schizofrenia. Gangguan ini biasa terjadi pada masa dewasa awal atau remaja dan
kebanyakan terjadi pada wanita (wanita mempunyai kecenderungan 3 kali lebih
rentan diabanding pria).
A.
Teori-teori yang Mampu Menjelaskan
Borderline Personality Disorder
1. Teori
Psikoanalisa
Menurut pandangan psikoanalisa
penderita gangguan inidikarenakan kurangnya kondisi relasi yang tercipta di
masa kecilnya dengan pengasuhnya. Tindakan pengasuh yang membuat penderita
tergantung pada masa awal dan kemudian pada saat mulai lepas dari pengasuh mengakibatkan si penderita kurang mampu mempelajari pandangannya terhadap pengasuh dan orang lain.
Akibatnya si penderita kurang
berkembang dalam memahami dirinya dan orang lain. Proses perkembangan yang
salah inilah yang menurut para psikoanalisis berpendapat bahwa
gejala gangguan kepribadian borderlineini. Penderita yang terhambat
perkembangan terhadap pandangannya terhadap dirinya dan orang lain ini menjadi
tidak mampu dan ragu-ragu dalam mempersepsikan dirinya dan orang lain. Dia bisa
berpendapa tsemua yang ada pada dirinya salah atau benar, dan bahkan ragu
akan pandangannya tersebut.
2. Behavioral
Orang dengan gangguan borderline
biasanya dibesarkan oleh pola asuh maladaptive, ditinggalkan pengasuh, dan
memiliki trauma abuse saat kecil. Hal ini membuat mereka saat dewasa menjadi
haus akan perhatian dan kasih sayang, sangat sensitive
3. Cognitive
Pada beberapa kasus ditemukan pula
cara berpikir orang paranoid
4. Humanistic
Orang dengan gangguan borderline
cenderung tidak yakin tentangidentitas pribadi mereka (nilai, tujuan, karir,
dan bahkan orientasiseksual). Ketidakstebilan dalam self-image atau identitas
pribadimembuat mereka dipenuhi perasaan kekosongan dan kebosanan
yangterus-menerus.
5. Interpersonal
Orang dengan tipe borderline ide
ketakutan akan ditinggalkan menjadikan mereka pribadi yang melekat dan menuntut
dalam hubungan sosial mereka, namun kelekatan mereka sering kali malah
menjauhkan orang-orang di sekitarnya. Tanda-tanda penolakan membuat
merekamenjadi sangat marah, yang membuat mereka menjadi lebih jauh lagi.
Akibatnya, perasaan mereka terhadap lingkungan menjadi berubah-ubah. Mereka
cendreung mamandang orang lain sebagai semua tentangnya baik dan semua
tentangnya buruk, karena berubah-ubah dengan cepat dan ekstrem.
B.
Ciri-ciri yang menandai BPD
1. Stabilitas emosi yang naik turun
Kadang penyandang
BPD bersikap positf dan menganggap diri mereka baik. Namun, terkadang pula
penyandag BPD menilai diri mereka sangat buruk. Suasana hati bisa berubah
sewaktu-waktu. Terkadang cirinya juga bersamaan dengan gangguan bipolar. Bahkan emosi penyandang BPD cenderung meledak-ledak dan
membenci orang-orang yang dianggap "normal". Emosi yang mereka
tunjukkan sebenarnya tidak ditujukkan untuk menyakiti orang lain, tetapi lebih
sebagai pelampiasan kondisi depresi. Secara tidak langsung perilaku buruk
berupa emosi yang meledak-ledak dianggap sebagai pelampiasan dari luka hati
yang dialami.
2. Sulit merasa
terhubung
Penyandang BPD
biasanya mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini
karena BPD sering kali terlalu sensitif dan tidak bisa menerima kenyataan yang
pahit.
3. Posesif
Penyandang BPD
terkesan memiliki sikap yang posesif.
4. Adiktif dan kompulsif
Inilah yang memicu
penyandang BPD lebih mudah terjerumus pada perilaku kecanduan obat-obatan
terlarang atau minuman keras
5. Hitam-putih
Penyandang BPD
cenderung mendefinisikan orang lain dalam posisi hitam-putih atau
benar-salah. Penilaian ini muncul di benak penyandang BPD berdasarkan
pengalaman mereka, misalnya trauma, kekecewaan, pengabaian dan
pengkhianatan.Akibatnya orang lain pun dianggap sebagai sebuah benda atau obyek
tertentu, tetapi bukan satu sosok. Hal ini mendorong perilaku penyandang BPD
yang menganggap orang lain sebagai obyek kegembiraan, kemarahan, kebencian atau
justru cinta.
C.
Gejala
Gangguan ini biasanya melibatkan tingkat
yang tidak biasa dari ketidak stabilan suasana
hati, ketidak stabilan dalam berfikir. Sikap dan perasaan terhadap orang lain berubah
– rubah dengan cepat dalam periode yang singkat. Emosinya tidak teratur dan perubahannya
tidak luwes. Cepat marah dan juga sarkastik dalam memandang orang lain. Subjek tidak
mampu mengembangkan pemikiran yang jernih dari diri dan mungkin tidak menyetujui
nilai – nilai, kesetian, dan karir. Mereka tidak mampu bertahan tanpa orang lain sehingga cenderung memiliki hubungan personal
yang tidak bertahan lama serta kurangnya
penerimaan. Perasaan mereka tentang orang lain sering berubah dari positif ke
negative, umumnya setelah kecewa atau ancaman kehilangan seseorang. Citra diri juga
dapat berubah dengan cepat dari positif ke negative. Perilaku implusif yang
umum, termasuk alkohol, penyalahgunaan narkoba, seks tidak aman, perjudian dan kenekatan
pada umumnya.
D.
Faktor Penyebab Borderline
Personality Disorder
Sampai saat ini penyebab pasti dari
terjadinya gangguan kepribadian ambang ini masih belum diketahui, namun faktor
lingkungan dan genetic memiliki peran dalam membentuk seseorang untuk
menunjukkan gejala dan bentuk dari gangguan ini.Seperti yang telah dikemukakan
di atas bahwa teori psikoanalisa dalam menjelaskan terjadinya gangguan
kepribadian Borderline ini, sebagai akibat dari yang di alami si penderita
dalam kehidupannya di masa lalu. Untuk lebih jelas sebagai berikut :
1. Kekerasan
pada Masa Kanak-kanak, Penolakan dan Terpisah dengan Orang Tua Kandung
Banyak studi menunjukkan bahwa
hubungan kekerasan pada anak, terutama pelecehan dan kekerasan seksual akan
menumbuhkan perkembangan kepribadian anak di kemudian hari
menjadi BPD. Penderita gangguan kepribadian borderline mengalami
kekerasan verbal, emosi, fisik dan seksual pada masa perkembangan
kanak-kanaknya. Pada anak perempuan yang terpisah dari orangtua kandung dan
dipungut oleh orang tua asuh mempunyai resiko mengalami kekerasan dan
pelecehan seksual lebih besar
dibandingkan anak laki-laki, akan tetapi antara keduanyamemiliki potensi
kekerasan lainnya. Keduanya mempunyai hubungan keterdekatan kemunculan gangguan
kepribadian pada fase perkembangan selanjutnya
2. Faktor
Kegagalan Tugas dalam Perkembangan
Faktor lain kemunculan gangguan
kepribadian borderline tidak hanya disebabkan oleh gangguan spektrum dari
trauma saja, penelitian Kernberg menyebutkan bahwa kemunculan BPD disebabkan
oleh kegagalan tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak. Kegagalan tersebut
berupa kegagalan anak dalam mengenal dan membedakan diri anak dengan orang lain
yang selanjutnya berkembang bentuk-bentuk psikosis pada anak. Pendidikan
orangtua di rumah juga ikut mempengaruhi terbentuknya BPD, seperti interaksi
negatif antara orangtua-anak, kurangnya empati, dan lebih besar kritikan
yang ditujukkan pada anak dibanndingkan penghargaan.
3. Faktor
Genetik
Beberapa literatur menyebutkan
bahwa perlakuan-perlakuan yang berhubungan dengan BPD
akan mempengaruhi pada gen yang nantinya akan mempengaruhi pada
kepribadian anak, akan tetapi faktor genetik ini masih diteliti lebih lanjut.
Pengaruh serotonin berhubungan dengan genetik diduga juga ikut berpengaruh
4. Ketidakseimbangan
Neurotransmitter
Ketidakseimbangan neurotransmiter
seperti serotonin, norepinephrine dan acetylcholine (berpengaruh pada jenis
emosi dan mood); GABA, (stabilisator perubahan mood), fungsi amygdala; ikut
mempengaruhi perilaku penderita BPD dalam merespon stressor yang
muncul. Perilaku Impulsive dan aggressive disebabkan ketidakseimbangan
serotonin dan bagian wilayah prefrontal kortek.
Dalam mendiagnosis gangguan
kepribadian ambang di dalam klinis sehari-hari maka kita memerlukan suatu
pedoman diagnositik yang terdapat baik dalamDSM IV-TR atau di dalam PPDGJ
III/ICD 10. Berdasarkan Diagnostic andStatistic Manual of Mental Disorder IV-
Text Revised (DSM IV-TR), gangguan kepribadian ambang adalah suatu pola yang
menetap dari ketidakstabilan hubungan interpersonal, gambaran diri dan afek dan
impulsivitas yang nyata dimulai pada masa dewasa awal dan bermanifestasi dalam
berbagai konteks,seperti diindikasikan oleh 5 atau lebih dari hal-hal yang
tercantum di bawah ini :
Kriteria Gangguan
Kepribadian Ambang Batas (DSM IV- TR)
Kriteria
1.
usaha yang tidak beraturan untuk
menghindari penolakan yang nyata atau imajiner. Catatan: tidak termasuk bunuh
diri dan perilaku menyakiti diri sendiri seperti yang tertuang pada butir ke-5
2.
sebuah pola hubungan interpersonal yang
tidak stabil dan terus menerus yang ditandai dengan pertukaran idealisasi dan
devaluasi yang ekstrem.
3.
gangguan identitas: ketidakstabilan
gambaran diri atau perasaan diri yang nyata dan terus menerus.
4.
impulsitas pada setidaknya dua area yang
mempunyai efek personal dalam perusakan diri (contoh: belanja, seks,
penyalahgunaan zat, berkendaraan ceroboh, makan dan minum berlebihan). Catatan:
tidak termasuk bunuh diri dan perilaku menyakiti diri sendiri seperti yang
tertuang pada butir ke-5.
5.
perilaku, isyarat atau ancaman bunuh diri yang sering atau
perilaku melukai diri.
6.
efek yang tidak stabil yang ditandai
dengan mood yang reaktif (contoh: episode disforia yang sering, iritabel atau
kecemasan yang berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari 2 hari).
7.
perasaan kosong yang kronis.
8.
marah yang tidak sesuai, sering atau
kesulitan dalam mengendalikan amarah (contoh: sering menunjukkan perangai,
marah yang konstan. Sering berkelahi)
9.
ide paranoid yang berhubungan dengan stress
yang berlangsung sementara atau gejala disasosiatif yang parah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bayu
Aditama (2013) Borderline Personality
Disorder Anak berkebutuhan Khusus http://www.academia.edu/7492854/BORDERLINE_PERSONALITY_DISORDER_ANAK_BERKEBUTUHAN_KHUSUS_.
Diunduh tanggal 5 Juli 2015 pukul 21.00 WIB.
2. Anonim
(2015) https://en.wikipedia.org/wiki/Borderline_(2008_film).
Diunduh tanggal 5 Juli 2015 pukul 20.00 WIB.
3. Anonim
(2010) http://movietex.net/borderline-kiki-story-tvtip-of-the-week/.
Diunduh tanggal 5 Juli 2015 pukul 20,00 WIB.
4. http://www.amazine.co/39125/gejala-penyebab-penanganan-borderline-personality-disorder/ (diakses 5 juli 22:00)